Pemilihan Umum (Pemilu) Calon Presiden (Capres) RI tahun 2024 semakin dekat. Ketiga pasangan calon, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, mulai menunjukkan popularitas mereka dalam beberapa survei.
Baru-baru ini, Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bersama Ragaplasma Research merilis hasil survei elektabilitas Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden menjelang Pemilu 2024 mendatang. Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran menempati urutan pertama dalam hasil survei tersebut.
Menurut JSPP, tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 48 persen. Sementara itu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memiliki elektabilitas sebesar 26 persen, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md 15 persen.
“Elektabilitas kandidat calon presiden dan wakil presiden di Jawa Barat, Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibanding dua kandidat lainnya. Elektabilitas Prabowo tinggi karena tingkat popularitas dan kesukaan cenderung lebih tinggi dibanding kandidat lainnya,” kata Direktur JSPP Salman Ramadhani, dikutip pada Minggu (18/11/2023).
Selain dari sisi pasangan calon, survei ini juga mencatat tingkat elektabilitas dari masing-masing kandidat yang akan maju dalam Pilpres 2024. Hasilnya, elektabilitas Prabowo tercatat mencapai 88%, Anies 78%, Ganjar 73%, Gibran 62%, Mahfud MD 49%, dan Muhaimin 44%.
“Dan untuk tingkat kesukaan dari masyarakat Jawa Barat, Prabowo mendapat 74%, Anies 67%, Muhaimin 63%, Gibran 61%, Mahfud MD 59%, dan Ganjar 55%,” ucapnya.
Selain menyurvei tingkat elektabilitas pasangan calon, JSPP dan Ragaplasma Research juga mencatat tingkat pengetahuan masyarakat tentang Pemilu 2024 baru mencapai 64 persen. Temuan ini perlu diperhatikan karena masih ada 36 persen warga Jabar yang belum mengetahui kapan pelaksanaan Pemilu mendatang.
“Para penggiat/penyelenggara Pemilu bisa lebih intensif melakukan sosialisasi pelaksanaan Pemilu serentak, agar yang belum tahu, bisa menjadi tahu. Media informasi yang dapat digunakan berdasarkan hasil survei yaitu Medsos, TV, Spanduk/Baligo, atau berbagai media lainnya,” ucap Direktur Ragaplasma Research Romdin Azhar.
“Kemudian terkait kampanye negatif, masyarakat perlu diberi edukasi agar lebih bijak dalam mengecek informasi negatif. Penyelenggara Pemilu dapat membuat Pemilu Saber Hoaks guna menangkal misinformasi seputar Pemilu, disamping juga tentunya menegakkan aturan yang tegas terkait kampanye negatif agar Pemilu bisa berjalan secara jujur dan adil,” pungkasnya.