Polemik seputar pencopotan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah yang diduga menegur anak Wali Kota Prabumulih memunculkan nama Wali Kota Prabumilih Arlan ke permukaan. Hal ini kemudian menyeret petugas keamanan sekolah, Ageng Wintoro. Berbagai pernyataan diutarakan oleh Arlan dalam konferensi pers yang dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk permintaan maaf kepada Roni Ardiansyah dan masyarakat setempat. Arlan membantah bahwa pencopotan Roni terkait dengan teguran terhadap anaknya, serta meluruskan bahwa anaknya tidak membawa mobil ke lingkungan sekolah.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa keputusan pencopotan Roni dibatalkan oleh Ajudan Presiden Prabowo Subianto, Rizky Irmansyah. Hal ini membuat Roni kembali menjabat sebagai Kepala SMP Negeri 1 Prabumulih, sementara petugas keamanan sekolah yang sebelumnya diberhentikan juga dipulihkan posisinya. Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, bahkan turun tangan untuk menugaskan Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang Politik Hukum dan HAM untuk menyelidiki insiden ini.
Profil singkat Arlan mencatatkan dirinya sebagai mahasiswa Ilmu Hukum di Universitas Sjakhyakirti, Palembang, dan sebelumnya adalah seorang pengusaha dan politisi Partai Gerindra. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) menunjukkan total harta kekayaan Arlan pada tahun 2024, beserta rincian kepemilikian kendaraan bermotor. Di samping itu, Arlan juga mencalonkan diri dalam Pilkada Prabumulih 2024 dengan rekan sekaligus Wakil Wali Kota Prabumulih, Franky Nasril.
Selain itu, Arlan juga terlibat dalam kontroversi karena memboyong empat istrinya pada kampanye Pilkada Prabumulih 2024. Meski memiliki banyak istri, Arlan berkeyakinan bahwa ia dapat bertanggung jawab baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Seluruh peristiwa ini menjadi sorotan banyak pihak dan terus mengalirkan berbagai reaksi dari masyarakat Prabumulih, Sumatera Selatan. Melalui berbagai insiden ini, Arlan semakin dikenal publik dalam berbagai kapasitasnya.