Samora Machel, seorang pemimpin gerilya yang dikagumi oleh Prabowo Subianto karena kepemimpinannya yang ulung. Machel lahir pada tahun 1933 di Mozambik dan berasal dari keluarga petani yang mengalami diskriminasi berat. Meskipun demikian, ia berhasil membangun usaha pertanian yang sukses. Machel hanya menyelesaikan kelas empat SD sebelum pindah ke ibu kota untuk melanjutkan pendidikan sebagai perawat.
Pengalaman bekerja di rumah sakit membuat semangat anti-kolonial Machel muncul. Ia marah karena perawat kulit hitam hanya mendapat upah kecil dibandingkan perawat kulit putih yang melakukan pekerjaan yang sama. Machel kemudian bergabung dengan Front Pembebasan Mozambik (Frelimo) dan mendapatkan pelatihan militer di Aljazair. Pada tahun 1966, ia diangkat menjadi kepala tentara pembebasan Mozambik.
Setelah kejadian Revolusi Anyelir pada tahun 1974, Frelimo memperluas area kendali ke seluruh pedesaan Mozambik. Pada bulan Juni 1975, Machel kembali ke Mozambik dan menyatakan kemerdekaan penuh untuk Republik Rakyat Mozambik.
Sebagai presiden pertama Mozambik, Machel menghadapi tantangan ekonomi dan politik yang berat. Namun, ia tetap mendukung gerakan pembebasan di Afrika dan menjadi kunci bagi kemerdekaan Zimbabwe dan Afrika Selatan. Namun, pada bulan Oktober 1986, pesawat yang ditumpangi Machel jatuh saat kembali dari pertemuan pimpinan Afrika di Zambia. Ia meninggal dunia pada usia 53 tahun.
Prabowo Subianto menghormati kepemimpinan Machel karena karismanya, keberaniannya, dan kemampuannya dalam perang gerilya serta dalam menyediakan pendidikan dasar bagi rakyat yang dipimpinnya.