Idul Fitri adalah saat yang dinanti-nantikan oleh banyak orang karena momen penuh berkah ini memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, sahabat, dan menjalin silaturahmi. Namun, di tengah kebahagiaan Lebaran, kita perlu waspada terhadap penyebaran misinformasi, disinformasi, dan malinformasi yang rentan terjadi ketika informasi di-media massa.
Noudhy Valdryno, Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi di Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), menekankan pentingnya kemampuan dalam memilah informasi yang relevan di era digital ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memerangi gangguan informasi guna menjaga persatuan dan solidaritas. Momen Lebaran seharusnya dimanfaatkan untuk memperkokoh persatuan bangsa serta memperkuat solidaritas sosial.
Selain berkumpul dengan keluarga, bijaksana juga berarti mampu memilah tiga sumber utama mispersepsi publik. Misinformasi terjadi akibat ketidaktahuan yang tidak bermaksud menyesatkan, sedangkan disinformasi adalah informasi yang disebarkan dengan niat buruk. Malinformasi terjadi ketika informasi yang benar disajikan dalam konteks yang salah. Oleh karena itu, penting untuk memilih sumber informasi yang akurat dan terpercaya guna menghindari terperangkap oleh informasi yang salah.
Di era digital ini, media sosial seringkali menjadi wadah penyebaran misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Oleh karena itu, media massa diharapkan dapat memainkan peran penting sebagai penjaga gerbang dalam menyediakan informasi yang benar. Bersamaan dengan itu, kita juga perlu bijak dalam memilih informasi yang kita terima dan sebarkan agar dapat menjaga keutuhan persatuan dan solidaritas di tengah arus informasi yang terus mengalir.