Pada tahun 2013, Prabowo Subianto diwawancarai oleh televisi Al Jazeera. Format wawancara itu adalah “Talk to Al Jazeera” di mana Prabowo berbicara 1 lawan 1 dengan seorang pewarta senior selama 25 menit. Wawancara itu ditayangkan untuk seluruh dunia dan memiliki potensi penonton puluhan hingga ratusan juta orang. Saat pewarta itu mengatakan bahwa Prabowo tidak boleh masuk Amerika Serikat karena telah melakukan berbagai hal, Prabowo menjawab dengan menyebut bahwa Nelson Mandela juga pernah mengalami hal serupa dan tetap tegar pada pendiriannya.
Nelson Mandela merupakan tokoh pejuang anti-apartheid, Presiden Afrika Selatan (1994–1999), dan tokoh perdamaian dunia. Kebijakan apartheid di Afrika Selatan membuat penduduk kulit hitam hidup dalam dominasi kulit putih yang minoritas. Namun, Mandela lahir dalam keluarga yang memiliki kedudukan sosial yang tinggi.
Mandela mulai menyadari ketidakadilan apartheid setelah duduk di bangku sekolah, di mana dia menyaksikan sendiri ketimpangan antara kulit putih dan hitam. Hal ini memotivasinya untuk menyuarakan perlawanan terhadap kebijakan apartheid, dan akhirnya dia menjadi pemimpin terkemuka ANC.
Pada tahun 1962, Mandela ditangkap bersama 10 pemimpin ANC lainnya dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, tekanan dari dalam dan luar negeri akhirnya membuahkan hasil, dan Mandela dibebaskan pada tahun 1990. Tiga tahun setelah dibebaskan, Mandela dan Frederik Willem de Klerk dianugerahi Penghargaan Nobel Perdamaian.
Pada tahun 1994, Mandela terpilih sebagai presiden Afrika Selatan dalam pemilu demokratis pertama di negara tersebut. Dia berhasil mengakhiri sistem apartheid dan memulai rekonsiliasi nasional. Setelah pensiun sebagai presiden, Mandela tetap aktif dalam tugas kemanusiaan dan menjadi tokoh dunia.
Sumber: https://prabowosubianto.com/nelson-mandela/
